Minggu, 17 Februari 2013

minyak sawit

tok minyak sawit dijangka terus turun dipacu eksport tinggi

PEKERJA ladang mengumpulkan buah kelapa sawit sebelum dibawa ke kilang. - GAMBAR HIASAN
KUALA LUMPUR 17 Feb. - Stok minyak sawit yang susut 1.9 peratus bulan lepas dijangka meneruskan aliran menurunnya pada minggu-minggu akan datang, dirangsang oleh permintaan eksport yang tinggi, kata penyelidik pasaran komoditi Rabobank Agri.
"Kami percaya penurunan akan berterusan berdasarkan kepada unjuran harga suku pertama 2013 kami pada RM2,400 setan metrik.
"Bagaimanapun, kami tidak menjangka ia akan mengurangkan stok di bawah purata lima tahun. Kami mengekalkan jangkaan bahawa harga tahun ini kekal rendah tahun ke tahun," kata Rabobank dalam satu laporan penyelidikan.
Dalam bulan-bulan akan datang, pengeluaran minyak sawit yang perlahan, harga minyak sawit rendah dan pengurangan bekalan minyak sayuran alternatif dijangka membolehkan harga meningkat dalam suku kedua tahun ini.
Ia berkata, syarat-syarat kualiti ketat oleh China yang berkuat kuasa Januari lepas, masih belum kelihatan menjadi halangan kepada eksport minyak sawit Malaysia ke negara itu yang meningkat 23 peratus tahun ke tahun kepada 268,000 tan metrik dan dijangka kekal kukuh kerana bekalan import minyak sayuran lain terhad.
Eksport minyak sawit Malaysia ke India, yang naik 57 peratus kepada 172,000 tan metrik pada Januari, juga dijangka berterusan sehingga penuaian biji sesawi mereka pada Mac.
"Eksport minyak sawit semasa tempoh 10 hari pertama Februari dilaporkan meningkat 25 peratus bulan ke bulan kepada 429,000 tan metrik dan pada masa yang sama kami menjangka pengeluaran terus menurun.
"Kami menjangka pengeluaran minyak sawit Malaysia turun pada purata dua peratus tahun ke tahun semasa tempoh enam bulan akan datang," kata Rabobank. - BERNAMA

peraturan tata tertib persidangan


PERATURAN TATA TERTIB PERSIDANGAN
RAPAT KERJA DAERAH X
PEMUDA/KNPI KABUPATEN SOPPENG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
RAPAT KERJA DAERAH PEMUDA/KNPI KABUPATEN SOPPENG yang selanjutnya disebut RAKERDA adalah pemegang kekuasan tertinggi dalam pengambilan keputusan Dewan Pengurus Komiti Nasional Pemuda Indonesia Kab.Soppeng 2005-2008 yang selanjutnya disebut DPD KNPI SOPPENG,di bawah Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Soppeng.
Pasal 2
RAKERDA merupakan musyawarah antar pemudah,yang secara kelembagaan dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya DPD KNPI SOPPENG bersama-sama dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda(OKP) se-Kab.Soppeng yang terhimpun di KNPI dan DPK KNPI se Kabupaten Soppeng,yang dilaksanakan satu kali diantara MUSDA.
Pasal 3
RAKERDA mengambil tema “Mewujudkan Program untuk Mempersiapkan Pemuda Yang Berdaya Siang”, yang didasarkan dari visi Paradigma Baru KNPI 2020 dan visi DPD KNPI Soppeng Masa Bakti 2005-2008.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4
Tugas dan Wewenang RAKERDA adalah:
a. .Menjabarkan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI  Kabupaten Soppeng dalam berbagai bentuk organisasi.
b.              Menjabarkan Pokok-pokok Program Kerja Daerah KNPI Kabupaten Soppeng kedalam bentuk butir-butir program kerja DPD KNPI Kabupaten Soppeng.
c. Merumuskan dan menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi organisasi yang bersifat menyeluruh dan strategis..
BAB III
PESERTA

PASAL 5
Peserta RAKERDA adalah terdiri dari:
a.   Utusan DPD KNPI SulSel
b.  Utusan MPI DPD KNPI Soppeng
c.   Pengurus DPD KNPI Soppeng
d.  Utusan DPK KNPI Se Kab. Soppeng
e.   Utusan OKP tingkat Kab. Soppen
f.     Peninjaun Rakerda yang diundang dan ditetapkan oleh DPD KNPI Soppeng.
PASAL 6
a.   Utusan masing-masing kepengurusan berhak menjadi Pesrta RAKERDA,terkecuali DPD KNPI SOPPENG diikuti oleh seluruh Pengurus DPD KNPI SOPPENG.
b.  Pesrta lainnya yang diundang berhak menjadi peninjau.
PASAL 7
Seluruh Peserta utusan diharuskan dilengkapi dengan Surat Mandat resmi dari Kepengurusan yang Mengutusnya,dan Peninjau dilengkapi dengan Surat Mandat resmi yang dikeluarkan oleh DPD KNPI SOPPENG.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

PASAL 8
a.   Peserta RAKERDA memiliki hak bicara dan hak sura.
b.  Peserta RAKERDA memiliki satu (1) hak suara secara kolektif yang dapat dipergunakan dalam  pengambilan keputusan.
c.   Peninjau memilki  hak bicara,tapi tidak memilki hak sura.
d.  Peseta dan Peninjau memiliki hak mengajukan pertanyaan, saran, usul, dan atau pendapat baik secara lisan maupun tertulis atas seizing pimpinan siding.
e.   Setiap usulan mempunyai hak kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan pendapat/kritik dan saran.
Pasal 9
a.   Setiap utusan diwajibkan menjadi anggota salah satu komisi RAKERDA.
b.  Jumlah anggota masing-masing  komisi disusun secara proposional.
c.   Setiap utusan RAKERDA wajib mematuhi RAKERDA waji mematuhi aturan yang dikeluarkan Panitia Pelaksana.
d.  Setiap utusan berkewajiban mematuhi Peraturan Tata Tertib ini.
BAB IV
ALAT-ALAT PERLENGKAPAN PERSIDANGAN

PASAL 10
Alat-alat kelengkapan RAKERDA terdiri dari:
a.   Pimpinan RAKERDA
b.  Panitia Pengarah RAKERDA
c.   Pimpinan Sidang RAKERDA
d.  Komisi-Komisi RAKERDA.
PASAL 11
Pimpinan RAKERDA adalah DPD KNPI SOPPENG Kabupaten Soppeng yang  mempunyai tugas:
a.   Bertanggung jawab atas keseluruhan rangkaian kegiatan RAKERDA
b.  Bertanggung jawab atas ketertiban, kelancaran dan kesuksesan RAKERDA
c.   Dalam hal-hal mendesak, penanggung jawab RAKERDA dapat bertindak sebagai Pimpinan Sidang RAKERDA yang bersifat sementara.
PASAL 12
Panitia Pengaruh RAKERDA adalah sebagaimana yang telah diputuskan berdasarkan Surat Keputusan DPD KNPI SOPPENG yang mempunyai tugas:
a.   Merumuskan materi Persidangan dan merampungkan perumusan seluruh hasil-hasilnya,baik sebelum maupun sesudah persidangan ditutup.
b.  Memimpin Sidang Pleno untuk sementara waktu sebelum Pimpinan Sidang RAKERDA terpilih.
Pasal 13
a.   Pimpinan siding RAKERDA dipilih dari dan oleh peserta RAKERDA
b.  Pimpinan siding RAKERDA  Pemuda/KNPI Kab Soppeng berjumlah 5(lima) orang yang merupakan satu kesatuan kolektif,yang terdiri dari unsur:
1.DPD KNPI SULSEL satu Orang  (1)
2.DPD KNPI Soppeng satu Orang (1)
3.DPK KNPI Kecematan satu Orang (1)
4.OKP tingkat Kab. Dua Orang (2)
c.  Pimpinan Sidang RAKERDA terdirih dari seorang ketua,seorang sekertaris dan 3 orang anggota.
d.  Pimpinan sidang bertugas memimpin seluruh Sidang Pleno RAKERDA.
PASAL 14
a.   Pimpinan Komisi-Komisi RAKERDA dipilih oleh peserta Sidang Komisi yang berjumlah 2(dua) orang terdiri dari serang ketua dan seorang sekertaris.
b.  Pimpinan Sidang RAKERDA bertugas memimpin Sidang Komisi yang membahas masing-masing Komisi dan melaporkan hasil Sidang Pleno.
c.   RAKERDA dapat membentuk Komisi Khusus apabila diperlukan.
d.  Komisi RAKERDA dapat membentuk sub Komisi apabila diperlukan.
e.   Setiap utusan diwajibkan menjadi anggota salah satu Komisi RAKERDA.
PASAL 15
Komisi-Komisi RAKERDA terdiri dari:
a.   Komisi A, membahas masalah kebijakan Organisasi
b.  Komisi B, membahas Program Kerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi.
c.   Komisi C, membahas Pokok-pokok Pikiran Rekomendasi.
BAB VI
TATA CARA BERBICARA

PASAL 16
a.   Demi ketertiban persidangan maka setiap utusan yang berbicara harus seizing Pemimpin Sidang.
b.  Setiap pembicara, berbicara  ats nama utusan yang diwakili.
c.   Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur oleh Pimpinan Sidang.
d.  Apabila pembicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, pimpinan sidang harus mengingatkan pembicara agar mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus menaati peringatan tersebut.
e.   Untuk efisien waktu, maka setiap pembicara dalam berbicara hendaknya langsung pada pokok persoalan dan disampaikan secara singkat dan jelas.
PASAL 17
Setiap utusan dapat menyampaikan interupsi, dengan jenis interupsi sebagai berikut:
a.   Menyampaikan informasi  yang di pandang harus segera diketahui peserta sidang.
b.  Menyampaikan klarifikasi/keberatan terhadap pembicara yang berada diluar  masalah yang sedang dibahas.
c.   Memberikan penegasan terhadap masalah yang sedang di bicarakan.
PASAL 18
a.   Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan maka pimpinan sidang dapat memperingati dan meminta supaya kembali pada pokok pembicaraan.
b.  Apabila pembicaraan dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung pribadi seseorang atau menganjurkan melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum , maka pimpinan sidang dapat memberikan nasehat dan peringatan agar pembicara dapat tertib kembali serta menarik kata-kata yang menyebabkan dirinya diberi peringatan.
PASAL 19
a.   Apabila seseorang utusan melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang, pimpinan sidang memperingati agar utusan tersebut menghentikan perbuatannya.
b.  Jika peringatan tersebut pada ayat 1 diatas tidak diindahkan. Pimpinan sidang dapat memerintahkan utusan tersebut untuk meninggalkan ruang sidang.
BAB VII
QUARUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PASAL 20
a.   RAKERDA dinyatakan quarum dan sah jika dihadiri oleh lebih dari   (setengah) jumlah utusan yang terdaftar.
b.  Sidang Pleno RAKERDA hanya dapat dinyatakan quorum dan sah apabila dihadiri   (setengah) dari jumlah peserta yang terdaftar.
PASAL 21
a.   Setiap Sidang Pleno memerlukan quorum.
b.  Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini tidak tercapai,maka sidang dapat ditunda paling banyak 2 (dua) kali dengan selang waktu 30 menit.
c.   Apabila telah dilakukan 2 (dua) kali penundaan, masih juga belum quorum, maka sidang dapat dilanjukkan, maka keputusan yang diambil dinyatakan sah.
PASAL 22
a.   Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakan, dan apabila tidak tercapai,  maka pengambilan keputusan dilaksanakan melalui voting yang berdasarkan suara  terbanyakl.
b.  Pengambilan keputusan dilakukan dengan 1 (satu) delegasi untuk 1 (satu) hak suara.
BABA VIII
RISALAH

PASAL 23
Untuk setiap sidang, pimpinan sidang wajib membuat risalah mengenai jalannya persidangan secara tertulis yakni :
a.   Surat Ketetapan Sidang  Pleno beserta isi materi ketetapan.
b.  Notulen hasil persidangan, yang berisikan tentang :
1.  Tempat dan acara sidang
2.    Hari, tanggal dan jam dilaksanakan sidang
3.    nama dan Pemimpinan dan Sekertaris sidang
4.      Nama-nama utusan yang hadir
5.    Juru bicara dan isi pokok pendapat
6.    Keputusan dan kesimpulan sidang
7.    Dan keterangan lainnya yang dianggap perlu.
c.   Risalah rapat dirangkum secara resmi ole pimpinan sidang dan selanjutnya diserahkan kepada pengurus DPD KNPI Soppeng.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

PASAL 24
Hak-hak yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini akan dibahas dan diputuskan dalam Sidang-sidang RAKERDA.
PASAL 25
Peraturan Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal AL ditetapkan.
                                                                                                                                      Ditetapkan di :Watansoppeng
Pada tanggal :


RAKERDA PEMUDA/KNPI KABUPATEN SOPPENG
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA




    andi rendi gusri pandi                                                                                (…………………………………….)
Ketu/Anggota                                                                                                             Sekertaris/Anggota